Koplo dan Ambisi Menaklukan Dunia

Koplo dan Ambisi Menaklukan Dunia - Assalamu'alaikum sahabat Teguh Adang di manapun berada. Selamat datang di blog pribadi ini. Oke, artikel yang sedang sahabat baca saat ini berjudul Koplo dan Ambisi Menaklukan Dunia, artikel ini ditulis dengan penuh perasaan, dan semoga sahabat semua dapat memahami informasi yang disajikan di dalamnya. Oh iya, kata kunci untuk memahami isi artikel ini adalah Ambyar, Industri Kreatif Digital, Koplo, Podcast, selamat membaca.
Judul : Koplo dan Ambisi Menaklukan Dunia
link : Koplo dan Ambisi Menaklukan Dunia


Koplo dan Ambisi Menaklukan Dunia

Kuasai Korea maka kau akan menguasai Indonesia, Namun Jika Ingin Menguasai Dunia maka kuasailah Budaya Jawa


Kita sama-sama mengetahui bahwa salah satu Industri yang tetap bertahan -dan bahkan semakin menguat- ketika Covid-19 menginvansi bumi (semenjak akhir tahun 2019) adalah Industri Kreatif Digital. Tidak ada perdebatan mengenai klaim tersebut, ambil contoh media siber, konten kreator di berbagai platform digital (youtube, podcast, gaming, facebook, Instagram), hingga para pelapak online, mereka semua mampu bertahan, bukan?

"Tapi kan mas, banyak pelapak online yang gulung tikar, ada juga konten kreator petualangan yang ga bisa lagi membuat konten lantaran PSBB, bagaimana penjelasannya tuh?"

"Benar, hal tersebut memang nyata terjadi dan merupakan fakta lapangan. Hanya saja, yang sedang saya ingin bahas pada podcast kali ini adalah mengenai Industrinya, bukan hanya terbatas pada individu yang berada dalam industri tersebut. Meskipun memang benar pembuat konten petualang tersebut tidak bisa lagi membuat konten petualangan, namun industrinya tidak bangkrut bukan?, dia hanya tinggal beradaptasi dan menyusun teknik dan strategi baru aja kok."

Terkait industri kreatif digital ini, ada banyak perusahaan yang mencoba untuk "menguasai Dunia" melalui ekosistem yang mereka coba rancang. Misalnya Perusahaan Google dengan berbagai platform ciptaannya sebut saja Youtube, Alibaba dengan Situs jual belinya, Samsung dengan telpon pintarnya, dan hingga di dalam negeri ada Gojek, Bukalapak, dan bahkan Ruang Guru.

Hanya saja, dari berbagai jenis ekosistem tersebut, semuanya dijalankan oleh perusahaan non Pemerintahan. Aneh aja menurut saya, mengapa industri dengan pasar seluas itu tidak digarap oleh Negara? Namun ternyata, ada nih satu Negara yang benar-benar hampir menguasai dunia memanfaatkan industri kreatif digital ini. Yap, rupanya Negara tersebut melihat celah yang dapat mereka manfaatkan, dan hanya dalam waktu kurang dari 10 tahun, mereka sudah mampu hampir "Menguasai Dunia" di bidang Industri kreatif digital tersebut.

Berdasarkan Repository salah satu penelitian UMY tentang "Sejarah dan Perkembangan Hallyu", disebutkan bahwa Hallyu ini mulai tersebar pada pertengahan tahun 1990an dan masih terus bertransformasi melalui versi baru hingga saat ini. 

Hallyu sendiri merupakan terminologi yang berasal dari Korea Selatan yang berarti "Gelombang Korea", sederhananya, Korea Selatan sebagai sebuah Negara, ingin membombardir dunia dengan memanfaatkan Industri Digital Kreatif yang ekosistemnya berfokus dan berbasis pada Bisnis Hiburan.

Saya masih ingat betul, 10 tahun yang lalu, serangan industri kebudayaan Jepang masih dapat ditemukan secara masif di berbagai lini masa, mulai dari J-Pop, Anime, hingga Dorama membanjiri televisi, hanya saja lambat laun mulai tergurus dengan Negara Korea.

Mengapa saya katakan "Hampir berhasil" menguasai Dunia? Hanya saja, mereka belum bisa menguasai Indonesia seutuhnya. 

Yap, Indonesia tentu saja merupakan konsumen terbesar industri kreatif digital Korea Selatan, tanpa Indonesia, belum tentu arus gelombang mereka bisa sederas saat ini.

Bagaimana tidak, bayangkan saja, apabila terdapat Drama Korea yang sedang tayang dan dibintangi oleh artis favorit penduduk Indonesia, maka bisa dipastikan Drama korea tersebut akan mengalami Kenaikan trafik setiap kali mereka tayang. Trafik tersebut bisa disaksikan menggunakan trending hastag twitter, hingga berbagai jenis instrumen analisa yang biasa digunakan oleh pelaku industri kreatif.

Berdasarkan fakta di atas, beberapa tahun belakangan, banyak masyarakat korea selatan secara mandiri mulai mempelajari Kebudayaan Indonesia, mulai belajar Bahasa Indonesia, mulai ikut membahas hal "trending" di Indonesia, dan bahkan kerap kali Niat untuk pelesiran ke Indonesia.

Teknik self-branding memanfaatkan kebudayaan Indonesia tersebut berhasil, terlebih didukung oleh struktur wajah, landscape yang bagus, mengakibatkan mereka bisa sukses dan memiliki pasar yang luas dan berkembang di Indonesia.

Hal tersebut berbanding terbalik apabila ada orang Indonesia yang membuat konten Korea Selatan, tidak cukup bisa membukakan pasar di Korea selatan untuknya. Namun, pasarnya tetap kok, tetap ada di Indonesia.

Kuasai Korea maka kau akan menguasai Indonesia, Namun Jika Ingin Menguasai Dunia maka kuasailah Budaya Jawa

Ada fakta yang mengejutkan, memang konten kreator Indonesia belum banyak yang sukses apabila menjadikan Korea selatan sebagai role-model mereka. Namun, ternyata konten kreator yang menjadikan Budaya Jawa sebagai role-model mereka, justru sukses, berhasil, dan memiliki ekosistem yang berkelanjutan.

Sebagai contoh; ada Mas Danny Caknan, NDX Aka, Via Vallen, Nella Karisma, dan hingga banyak musisi Lokal Jawa yang mendunnia. Perlu di Ingat, musisi yang saya sebutkan tersebut, mereka kebanyakan indie, tidak di danai oleh pemerintah Indonesia, tidak diberikan instruksi khusus, tidak diberikan fasilatas khusus loh ya. 

Coba bayangkan, apabila musisi tersebut didukung penuh (dalam arti yang sebenarnya) oleh Pemerintah RI, maka "Hallyu" si Gelombang Korea Selatan akan digulung oleh Gendingan Koplo ala Indonesia. 

Menganai Koplo, sebagai sebuah Industri yang memiliki Pasar yang berkembang di Indonesia, saya lihat belum dikelola dengan serius oleh negara. Musisi-musisi koplo masih berjalan mandiri, masih memikirkan konsep secara mandiri, dan alhamdulillah mereka berhasil. Sebagai contoh, pada saat korona kemaren Mas Danny caknan berhasil menyelenggarakan Konser Virtual (streaming) Ulang Tahun pernikahan untuk Orang tua Mas Danny, dan acara tersebut Trending di Kanal Youtube.

Dari analisa saya, selain kendang, ada satu hal utama yang menyebabkan Genre koplo memiliki Pasar luas dan berkembang di Indonesia, hal tersebut juga ternyata pernah menyebabkan Malaysia berhasil menjajakan musiknya di Indonesia di tahun 90an. Yap, Ambyar adalah faktor kunci yang menyebabkan Koplo bisa berhasil sukses menguasai Dunia.

Coba bayangkan, semisal IU, EXO, Blackpink, memasukkan unsur Kebudayaan Indonesia dan Unsur Koplo dalam album terbarunya di tahun 2021 ini, Insyaallah bakalan Meledak. Saat ini saja, lagu-lagu mereka yang diaransemen ditambahkan instrumen koplo di daamnya, trafiknya luar biasa banyak. Saya membahas industri loh ya, jadi kalau konsepnya udah matang, jangankan belajar bahas Indonesia, Belajar nada ambyar koplo pun bakalan di lakukan. Oleh karenanya, sebelumnya mereka melakukannya, sebaiknya kita yang harus mendahului mereka.

Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, apabila ingin menguasai dunia di Industri ini?

  1. Promosiin keambyaran Koplo di seluruh Negara Sahabat.
  2. Terjemahin Keambyaran Koplo tersebut ke dalam bahasa masing-masing negara sahabat.
  3. Membuat satuan tugas khusus untuk mengelola Industri Koplo (Bayangin ada seleksi audisi sejenis Cherrybelle atau blackpink mode ambyar)

Kesimpulan

Jadi, apabila ada perusahaan atau negara yang ingin menguasai dunia di bidang industri Kreatif digital, maka belajarlah ambyar dalam ketukan Kendang koplo.

Lombok, 9 Januari 2021 Pukul 03.58 Wita

Salam Hangat,

Teguh Adang.


Demikianlah artikel yang berjudul Koplo dan Ambisi Menaklukan Dunia

Terima kasih telah membaca artikel Koplo dan Ambisi Menaklukan Dunia, semoga dapat memberi manfaat untuk sahabat semua. Akhir kata, sampai jumpa di postingan artikel lainnya. Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Sahabat telah membaca artikel berjudul Koplo dan Ambisi Menaklukan Dunia dengan alamat link https://teguhadang.blogspot.com/2021/01/koplo-dan-ambisi-menaklukan-dunia.html
Advertisement